• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Jokowi Engan Menjawab Soal isu Keluar Dari PDI P

    Selasa, 31 Oktober 2023, Oktober 31, 2023 WIB Last Updated 2023-10-31T06:31:27Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


     Jakarta Penakita. OnlinePresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi soal dia disebut PDI Perjuangan (PDIP) meninggalkan partai berlambang banteng moncong putih itu. Kekecewaan terhadap sikap Jokowi itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

    "Saya enggak ingin mengomentari," kata Jokowi singkat di Pasar Bulan, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (31/10/2023).

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kondisi terkini di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.

    Dia turut menyinggung keterlibatan sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam situasi tersebut.

    "PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini. Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi," tutur Hasto dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).

    "Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi.

     Pada awalnya, kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," sambungnya.

    Menurut Hasto, seluruh simpatisan, anggota, dan kader PDIP belum selesai rasa lelahnya setelah terus menerus berturut-turut bekerja dari lima Pilkada dan dua Pilpres. Itu menjadi wujud rasa sayang jajaran partai kepada Jokowi dan keluarga.

    "Pada awalnya kami memilih diam. Namun apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi dan lain-lain beserta para ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya kami berani mengungkapkan perasaan kami," jelas dia.

    Hasto menyampaikan, PDIP percaya bahwa Indonesia menjadi negeri di mana rakyatnya bertakwa kepada Tuhan. Indonesia merupakan negeri spiritual dan moralitas, nilai kebenaran, serta kesetiaan sangatlah di kedepankan.

    "Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK. Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” ungkapnya.

    "Semoga awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu," Hasto menandaskan.

    Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membandingkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo. Megawati dinilai berbeda dengan Jokowi yang tengah membangun dinasti politik.

    Contohnya, Megawati tidak mencalonkan putrinya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai calon presiden meski bisa diusung sendiri oleh partai berlambang banteng itu.

    "Kalau seperti ini misalnya, bisa saja di dalam menentukan calon presiden misalnya, Bu Mega ini kan punya kesempatan untuk bisa mencalonkan mba Puan dan bisa loh kita itu punya karpet merah untuk mencalonkan sendiri," kata Djarot dalam diskusi di kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10).

    Megawati tidak mencalonkan Puan sebagai calon presiden karena tidak mementingkan dirinya, keluarganya bahkan partainya.

    "Tapi kenapa tidak dilakukan itu? Sekali lagi, Ibu Mega ketika mau memutuskan, sekali lagi, sudah tidak lagi mementingkan dirinya, keluarganya, kelompoknya, bahkan partainya, yang penting untuk Indonesia ini harus yang terbaik. Begitu loh di mata kami," ujar Djarot.

    Ia pun buka-bukaan bahwa Presiden Joko Widodo yang mendorong putranya Gibran Rakabuming Raka menjadi wali kota Solo. Begitu juga dengan menantunya, Bobby Nasution yang maju menjadi wali kota Medan. Keduanya Jokowi yang meminta PDIP usung. Kendati tetap melalui proses pengkaderan di internal.

    "Saya buka saja di sini, itu Mas Gibran menjadi wali kota karena memang pak Jokowi kader partai, ketika menginginkan anaknya untuk maju, 'Izin maju', ya tentu dibantu. Bukan hanya anaknya, menantunya juga," kata Djarot.

    Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berkomentar terkait pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengaku sedih karena ditinggalkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan mencalonkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto.

    Ganjar pun mengakui bahwa pihaknya sempat mengalami kesedihan. Meski demikian, ia tak mau lama-lama terpuruk dan langsung bangkit bergerak.

    "Kesedihan itu pasti ada tapi kita enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng, banteng ketaton (terluka) itu langsung bergerak," ujar Ganjar di Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).

    Ganjar pun menyinggung Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli). Menurutnya, peristiwa itu juga membuat PDIP sedih tetapi pihaknya bisa melewati kesedihan tersebut.

    "Jadi kita tidak dalam romantisme kesedihan tapi kita harus berjuang. PDIP waktu PDI dihajar habis-habisan bahkan ada yang mati. Jangan lupa dengan Kudatuli lho ya," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

    Maka dari itu, Ganjar Pranowo pun menegaskan ia masih menghormati Jokowi dan Gibran karena hal itu merupakan pilihan politik masing-masing.

    "Kita coba fight terus, kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi dan sampai detik ini saat ini saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan-pilihan politik," kata Politikus PDIP ini.

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan kondisi terkini di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.

    Dia turut menyinggung keterlibatan sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam situasi tersebut.

    “PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini. Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur Partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” tutur Hasto dalam keterangannya, Minggu (29/10/2023).

    Sumber:Liputan6.com

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini