• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    X Atau Twitter Kink Kurang Baik Semenjak Di Beli Elon Musk Ini Alsannya

    Kamis, 02 November 2023, November 02, 2023 WIB Last Updated 2023-11-02T01:50:25Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     

    Penakita.online - Bisnis perusahaan X Corp. (dulu Twitter, Inc.) tampaknya sedang kurang baik. Sebab, valuasi alias kekayaan yang dimiliki perusahaan anjlok 55 persen, atau turun lebih dari setengah sebelum resmi dibeli oleh Elon Musk pada November 2022 lalu. 

    Sedikit mundur ke belakang, Elon Musk mengakuisisi Twitter seharga 44 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 643 triliun. Namun, menurut laporan yang dipublikasi Fortune, nilai valuasi perusahaan kini tercatat 19 miliar dollar AS, sama dengan Rp 302,9 triliun.

    Hal tersebut diketahui dari perjanjian hibah karyawan yang dikirim melalui email. X/Twitter mencatat bahwa penilaian baru terhadap valuasi perusahaan mencapai 19 miliar dollar AS (Rp 302,9 triliun), dengan harga saham senilai 45 dollar AS (Rp 717.529, estimasi kurs hari ini Rp 15.945) per lembarnya.

     Jika dibandingkan dengan harga saham pada Okotober 2022, angkanya mengalami penurunan. Melansir Fortune dan Variety, seperti yang dirangkum KompasTekno, Kamis (2/11/2023), harga saham X/Twitter tahun lalu, saat perusahaan masih tercatat sebagai perusahaan publik, adalah 54,20 dollar AS (Rp 864.224) per lembar.


    Penetapan harga saham tersebut ditentukan oleh dewan direksi berdasarkan sejumlah pertimbangan, salah satunya dari peraturan perpajakan yang berlaku. Namun, tidak dijelaskan siapa saja pihak yang berkontribusi dan terlibat di dalam dewan direksi X.

    Yang jelas, perjanjian hibah yang dikirmkan melalui email tadi ditujukan oleh sejumlah karyawan yang masuk dalam program kompensasi ekuitas baru. 

    Setiap karyawan yang tergabung akan menerima unit saham terbatas, yang diperoleh selama periode empat tahun. Rombak besar-besaran Menanggapi masalah di atas, sejumlah pihak menilai bahwa hal ini sah-sah saja terjadi. Apalagi, merujuk pada perjalanan bisnis X/Twitter sejak diakuisisi Musk, ada banyak perombakan visi misi, layanan, yang sudah dilakukan.

     Mulai dari mewajibkan pengguna berlangganan di X/Twitter untuk mendapatkan centang biru, alias verified account, membatasi jumlah posting harian yang bisa dibaca pengguna, melonggarkan aturan moderasi konten, hingga mengganti nama perusahaan dari Twitter, Inc. menjadi X Corp.

    . Perubahan nama perusahaan juga berimbas pada logo ikonik burung biru “Larry Bird” yang sudah ada sejak 2006. Logo burung biru tersebut kini diganti dengan huruf X yang didominasi warna hitam dan putih.

    Selain itu, Musk juga berhenti menjadi CEO X Twitter dan digantikan oleh Linda Yaccarino, seorang mantan Kepala Periklanan dan Kemitraan Global di NBC Universal.

     Musk juga berambisi membuat platform microblogging tersebut menjadi aplikasi segalanya, mulai digunakan untuk memproses pembayaran hingga mengelola seluruh finansial pengguna.

    Selain itu, Musk juga berhenti menjadi CEO X Twitter dan digantikan oleh Linda Yaccarino, seorang mantan Kepala Periklanan dan Kemitraan Global di NBC Universal. Musk juga berambisi membuat platform microblogging tersebut menjadi aplikasi segalanya, mulai digunakan untuk memproses pembayaran hingga mengelola seluruh finansial pengguna.


    Kendati sempat mengeluhkan soal arus kas yang masih negatif dan penurunan pendapatan iklan yang cukup besar, Musk tampaknya tetap optimis dengan apa yang dilakukannya sekarang. Baru-baru ini, Musk yang juga merupakan CEO Tesla dan SpaceX merilis dua paket langganan baru yang meliputi langganan Basic dan Premium Plus. 

    Paket ini ditujukan untuk melengkapi paket Premium yang sudah ada sebelumnya. Dari pengumuman perusahaan di akun X/Twitter, paket termurah adalah paket Basic yang menawarkan sejumlah fitur premium, tetapi masih disertai iklan. Paket ini juga tidak dilengkapi verifikasi centang biru. 

    Sementara tu, Premium Plus menawarkan fitur premium, tanpa ada iklan sama sekali. Selain itu, platform berlogo X ini juga sudah mulai menarik biaya langganan sebesar 1 dollar AS (sekitar Rp 15.000) per ttahun bagi pengguna baru yang ingin mengakses fitur-fitur dasar di X/Twitter. Menurut perusahaan, kebijakan ini dibuat untuk mengurangi spam, manipulasi platform, dan aktivitas akun bot di medsos X Twitter. Untuk saat ini, program tersebut masih diuji coba di dua wilayah, yakni Selandia Baru dan Filipina.

     "Hal ini akan mengevaluasi langkah yang ampuh untuk membantu kami memerangi bot dan spammer di X, sekaligus menyeimbangkan aksesibilitas platform dengan jumlah biaya yang kecil," tulis perusahaan di halaman support X Twitter.

    Sumber:Kompas.com

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini