• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Israel Mengklaim Membelah Jalur Gaza Menjadi Utara Dan Selatan

    Senin, 06 November 2023, November 06, 2023 WIB Last Updated 2023-11-06T04:16:00Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


     Jakarta Penakita.Online - Militer Israel mengeklaim telah mengepung Kota Gaza dan membelah Jalur Gaza menjadi dua.

    "Saat ini, ada Gaza Utara dan Gaza Selatan," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, kepada wartawan pada Minggu (05/11).

    Dia menyebut langkah tersebut sebagai "tahap penting" dalam perang Israel melawan Hamas.

    Menurutnya, Israel masih "mengizinkan koridor" bagi para penduduk Jalur Gaza bagian utara dan Kota Gaza untuk menuju ke daerah selatan.

    Israel, kata Hagari, "akan terus menyerang dengan kuat dan mengintensifkan operasi darat kami di Jalur Gaza utara dan Kota Gaza secara lebih luas"

    BBC

    Akibat aksi Israel, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan hampir 10.000 orang telah tewas di Gaza sejak Israel menggelar operasi militer sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Kementerian Kesehatan Otorita Palestina yang dikelola Fatah dan berpusat di Tepi Barat memaparkan lebih dari 50% unit perumahan di Gaza telah hancur, hampir 70% populasi di Gaza tercerai berai, 16 dari 35 rumah sakit berhenti beroperasi, tujuh gereja dan 55 masjid rusak, dan 42 bangunan lembaga bantuan PBB rusak.

    Saat ini, terjadi pemadaman komunikasi total yang ketiga di Gaza sejak dimulainya pertikaian antara militer Israel dan Hamas.

    Kamp pengungsi Al-Maghazi di Jalur Gaza dihantam gempuran. (Reuters)

    Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan aksi gempuran udara militer Israel juga menyasar kamp pengungsi al-Maghazi sehingga menewaskan 52 orang.

    BBC bertanya kepada juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, apakah serangan Israel mengenai kamp pengungsi tersebut. Dia menjawab: "Saya tidak bisa mengonfirmasi hal itu sekarang."

    BBC

    Kamp pengungsi Al-Maghazi berada di bagian selatan Gaza, tempat Israel meminta warga sipil untuk pindah demi keselamatan.

    Al-Maghazi, yang didirikan pada tahun 1949, berukuran 0,6 km persegi. Di kamp itu, gang-gang sempit dan kepadatan penduduknya tinggi, kata badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA).

    UNRWA mengatakan lebih dari 33.000 warga Palestina terdaftar sebagai pengungsi di kamp tersebut - meskipun jumlah sebenarnya orang yang tinggal di sana mungkin berbeda.

    Warga Gaza mencari tanda-tanda penyintas di balik reruntuhan gedung. (EPA)

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan gencatan senjata sementara dengan kelompok milisi Palestina, Hamas dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Tel Aviv.

    Dalam pertemuan itu, Netanyahu dan Blinken membahas seruan AS agar Israel menyetujui jeda kemanusiaan dalam serangannya di Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan. Namun Netanyahu mengatakan sampai semua sandera dibebaskan, kesepakatan seperti itu tidak bisa diterapkan.

    Sementara itu, kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dia "sangat terkejut" dengan laporan ledakan di luar rumah sakit terbesar di Kota Gaza, Al-Shifa.

    "Pasien, petugas kesehatan, fasilitas kesehatan, dan ambulans harus dilindungi setiap saat," kata Ghebreyesus.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 13 orang tewas dalam insiden itu dan menyalahkan serangan udara Israel.

    Dalam sebuah pernyataan, para pejabat Hamas mengatakan pasukan Israel menargetkan "konvoi ambulans yang membawa korban luka" dari Al-Shifa menuju perbatasan Rafah di Jalur Gaza selatan.

    IDF membenarkan bahwa pihaknya telah mengebom sebuah ambulans, yang disebut sedang digunakan oleh agen Hamas. Namun tidak disebutkan di mana serangan itu terjadi.
    Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada Channel 4 bahwa Israel yakin Hamas telah "mendirikan pusat komando" di bawah rumah sakit Al-Shifa.

    Regev melanjutkan dengan mengatakan jika mereka membangun konstruksi semacam itu di bawah infrastruktur sipil, maka hal itu bisa menjadi "target yang sah".

    Thomas White, direktur urusan badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan semakin sedikit yang bisa dilakukan PBB untuk melindungi warga Palestina yang berusaha berlindung dari pertempuran.

    "Mari kita perjelas, tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini," katanya.

    Sebelumnya, militer Israel mengatakan pihaknya telah "menyelesaikan pengepungan Kota Gaza".

    Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan pasukannya telah menyerang pos-pos terdepan, markas besar, dan infrastruktur lain yang digunakan oleh Hamas.

    Terletak di utara Jalur Gaza, Kota Gaza adalah bagian terpadat dari jalur tersebut sebelum serangan dimula. Namun pada 13 Oktober Israel memerintahkan warga sipil di Gaza utara untuk pindah ke selatan.

    Tidak jelas berapa banyak warga sipil yang saat ini berada di Kota Gaza, namun gambar yang diambil pada Kamis (02/11) menunjukkan kerusakan yang meluas di seluruh kota dan jalan-jalan yang kosong.

    EPAPemandangan Kota Gaza setelah Israel melancarkan serangan udara, pada Kamis (02/11).

    PBB mengatakan empat sekolahnya di Gaza yang digunakan sebagai tempat perlindungan telah rusak dalam waktu kurang dari 24 jam setelah rekaman menunjukkan terjadinya dua ledakan di sekolah.

    Lembaga tersebut mengatakan satu kerusakan terjadi di kamp pengungsi Jabalia, yang terbesar di Jalur Gaza, dilaporkan menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai lima lainnya.

    Dikatakan sekolah lain di kamp pengungsi Al-Shati juga rusak dan satu anak dilaporkan tewas. Kedua lokasi tersebut berada di utara Jalur Gaza.

    Dalam sebuah pernyataan, badan tersebut mengatakan insiden itu terjadi setelah dua hari pengeboman besar-besaran di daerah tersebut.

    PBB menyebut: "Lebih jauh ke selatan, dua sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan di Kamp Pengungsi Al Bureij terkena serangan. Dua orang dilaporkan tewas dan 31 lainnya luka-luka."

    Israel telah memborbardir Gaza dengan serangan udara sejak Hamas melakukan serangan terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan menyandera lebih dari 200 warga dan tentara Palestina.

    Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan sebanyak 242 orang kini disandera di Gaza.

    Hamas menyebut mereka menyembunyikan para sandera di penjuru Gaza, termasuk terowongan bawah tanah mereka.

    Oleh karena itu, Israel mengatakan militernya kini menargetkan infrastruktur Hamas, termasuk terowongan dan peluncur roket.

    Sementara itu, diperkirakan akan semakin banyak orang yang meninggalkan Gaza melintasi perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.

    Sumber:Detiknews.con
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini