• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Viralnya Aksi Kawin Tangkap di Kabupaten Sumbaw Barat Daya Sudah Mulai Berkurang

    Sabtu, 09 September 2023, September 09, 2023 WIB Last Updated 2023-09-09T01:52:32Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini






    Kupang,Penakita.Online- 

    Pemerhati budaya Sumba, Pater Robert Ramone, menegaskan kawin tangkap bukan budaya orang Sumba. Hal itu disampaikan Pater Ramone Jumat (8/9/2023), menyusul viralnya aksi kawin tangkap di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), di media sosial. "Yang jelas kawin tangkap bukanlah budaya orang Sumba tapi ini adalah penyimpangan budaya," tegasnya. 

    Menurut Ramone, sebuah perkawinan yang berbudaya dan beradab seperti itu juga terjadi di tempat-tempat lain mesti melalui prosedur adat-istiadat yang berlaku. Antara pria dan wanita yang hendak menikah dan kedua belah pihak kedua orangtua mereka juga ada kesepakatan.

     Kawin Tangkap adalah sebuah perkawinan tak normal dan lazim tapi itu terjadi dalam masyarakat kita. Tentu kawin tangkap tidak hanya terjadi di Sumba saja tapi di tempat lain pun terjadi bahkan lebih seru seperti terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB),"ungkapnya. 

    Dia menyebutkan, kawin tangkap atau paksa saat ini sudah jarang terjadi di Sumba dibandingkan 1970-an saat dirinya masih anak dan remaja di kampungnya Kodi, Sumba Barat Daya. Ramone menjelaskan, ada beberapa alasan muncul kawin paksa, yakni pria dihina atau direndahkan oleh pihak keluarga wanita atau oleh wanita itu sendiri. 

    Sehingga, muncul balas dendam dengan cara menculik putrinya untuk dijadikan istri. Dengan menculik, biasanya pria menunjukkan superioritasnya bahwa sebagai laki-laki mempunyai harga diri dan tidak mau diperlakukan semena-mena. "Jadi Ada penindasan psikologis," kata Ramone.

    Kemudian, status sosial tidak sama atau bahkan taraf pendidikan tidak sama biasanya wanita dari keluarga mapan atau berpendidikan. Sementara pria dari keluarga biasa atau bahkan tidak berpendidikan.

    Sumber: Kompascom


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini