masukkan script iklan disini
Jakarta,Penakita.Online-
Daging sapi yang diolah oleh sebuah peternakan di Queensland ini terkenal premium dan lezat. Daging sapi itu pun bisa diolah menjadi steak dengan cita rasa luar biasa.
Kelezatan hidangan steak tidak dinilai dari rasa atau bumbu saja. Namun, kualitas daging juga perlu diperhatikan.
Hidangan steak yang ditawarkan restoran Indonesia pun banyak menggunakan daging dari luar negeri. Salah satu negara importir daging sapi yang cukup populer yaitu Australia.
Beberapa daerah di Australia memang punya karakteristik daging sapi tersendiri. Namun, dalam acara Aussie Beef Mates yang diadakan pada Kamis (14/09), Meat Livestock Australia (MLA) bersama dengan Trade Investment Queensland ingin menunjukkan keunggulan daging sapi dari sebuah peternakan di Queensland.
Bahkan, keunggulan daging sapi Queensland ini dibuktikan langsung oleh chef Stefu Santoso. Ia sempat berkunjung ke peternakan di Queensland belum lama ini.
Chef Stefu Santoso, sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia, pergi seminggu ke Australia. Perjalanan sebagai Aussie Beef Mates ini menghubungkan mereka dengan produsen daging sapi kelas dunia di Australia.
Dalam acara Aussie Beef Mates yang diadakan di restoran Privy, The Dharmawangsa Square (14/09), chef Stefu Santoso pun membagikan pengalamannya saat berkunjung ke sana, sambil menunjukkan bentuk daging sapi hasil potongan dari peternak di Australia.
Chef Stefu mengungkap hal yang membuat Queensland menjadi istimewa karena mereka telah menjadi pengekspor daging terbesar dari Australia. Ekspornya juga kuat, bukan ke Asia saja, tetapi juga ke Amerika.
Ketika berkunjung ke salah satu peternakan, chef Stefu melihat sendiri bagaimana sapi di sana diberi pakan dan bagaimana proses pemotongannya.
Sapi ini diberi pakan berbeda, terdiri dari campuran biji-bijian, barley, hingga kacang almond. Uniknya, peternakan ini memasak terlebih dahulu pakan, sebelum memberinya ke sapi.
Proses pemotongan dagingnya juga memenuhi standar halal. Chef Stefu menjelaskan, daging sapi awalnya di stuning (dipingsankan), kemudian langsung disembelih dengan cara Islam, dan diproses hingga menjadi potongan yang dijual di pasaran.
Chef Stefu juga sempat melihat beberapa daging yang dilabeli non-halal karena faktor keraguan. Jika ada pemotong yang ragu atau tidak tahu jelas titik potongnya, daging sapi Queensland ini pun langsung dimasukkan ke bagian non-halal.
"Ada yang non halal karena pada waktu sapi di-stunning, ada yang ragu tidak memotong sesuai titik. Hanya karena keraguannya bisa nggak halal," ujar chef Stefu pada (14/09).
Acara Aussie Beef Mates yang dilangsungkan oleh MLA bersama Trade and Investment Queensland ini juga semakin seru karena tamu bisa mencicipi langsung aneka hidangan sampai olahan steak yang berasal dari daging sapi Queensland.
Chef Jonathan Tek, selaku pemilik restoran Privy pun menawarkan hidangan yang komplet, mulai dari appetizer, steak, pasta, hingga dessert.
Untuk steaknya sendiri, ada dua macam yang bisa dicoba. Pertama, steak yang prosesnya tidak di dry aged. Ada juga steak yang terbuat dari daging sudah di dry aged selama berminggu-minggu.
Terdapat perbedaan rasa diantara keduanya. Daging tanpa dry-aged punya rasa lebih ringan. Sedangkan, daging dry aged punya rasa daging yang lebih keluar dan teksturnya lebih juicy dan empuk.
Chef Jonathan Tek pun memasak steaknya dengan teknik broiler yang memang sering digunakan stakhouse di Amerika.
Selain dalam rangka acara Aussie Beef Mates, chef Jonathan Tek juga menawarkan pengalaman bersantap dengan menu daging sapi Queensland yang sudah di dry aged. Harga per pax paket itu pun dibanderol mulai dari Rp, 1,699 ++. Penawaran ini tersedia mulai dari 14 September hingga 14 Oktober 2023.
