• Jelajahi

    Copyright © Pena Kita
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Halaman

    Ada 4 Dampak Polusi Udara Yang Dapat Menyerang Kesehatan Anak

    Kamis, 07 September 2023, September 07, 2023 WIB Last Updated 2023-09-07T03:03:57Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     



    Penakita.Online-

    Tingkat polusi udara di Jakarta dan sejumlah kota besar lain di Indonesia tengah mengkhawatirkan masyarakat. Indeks Kualitas Udara (AQI) dan polusi udara PM2.5 Indonesia per 7 September 2023 menunjukkan angka 154 AQI US, yang berarti tidak sehat. 

    Buruknya polusi udara membuat banyak orang ramai mengeluhkan masalah kesehatan. Anak-anak pun tidak terhindar dari risiko kesehatan akibat polusi udara tersebut, dan bahkan lebih rentan terhadap dampak dari polusi udara. 

    Sistem kekebalan tubuh, paru-paru, dan otak anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan membuat mereka lebih rentan terhadap udara beracun dari polusi udara. Akibatnya, paparan polusi udara dapat memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan anak-anak. 

    Badan PBB untuk masalah anak (UNICEF) pernah mengeluarkan penelitian yang menunjukkan sebanyak 700.000 anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia dan penyakit pernapasan lainnya. Polusi udara disebut sebagai salah satu faktor utamanya. 

    Sementara itu. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, data surveilans dalam enam bulan terakhir menunjukkan peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek. Hingga pertengahan 2023, jumlahnya rata-rata melebihi 100.000 kasus per bulan. Bahkan di beberapa daerah, rata-rata penderita infeksi saluran pernapasan akut didominasi oleh anak-anak. 

    Agar Bunda bisa lebih waspada, yuk ketahui 5 dampak polusi udara terhadap kesehatan anak berikut ini. 

    1.Batuk

    Batuk menjadi salah satu dampak polusi udara yang dialami cukup banyak orang, termasuk anak-anak. 

    Gangguan kesehatan ini terutama rentan dirasakan oleh anak-anak yang sering beraktivitas di luar rumah, akibat paparan partikel-partikel halus (PM2.5) dan gas polutan yang berterbangan di udara.

    Ketika polutan masuk ke dalam sistem pernapasan anak, tubuh mereka pun akan terpicu untuk mengeluarkan polutan tersebut, hingga menyebabkan batuk-batuk yang dapat terjadi dalam jangka panjang.

    2. Gangguan pada mata 

    Polusi udara yang pekat hingga mengubah warna langit cukup berisiko terhadap kesehatan mata. Pasalnya, partikel-partikel debu halus yang terbang di udara itu dapat langsung mengenai mata dan memicu munculnya iritasi, sindrom mata kering, konjungtivitis, hingga glaukoma.

    Maka itu, untuk mengantisipasi anak terhindar dari gangguan mata, ada baiknya Bunda membatasi anak-anak dalam melakukan aktivitas di luar ruangan. Apabila terpaksa, Bunda bisa memberikan pelindung mata agar mata anak dapat terlindung dari paparan debu atau benda asing. 

    3.Menurunkan fungsi pernapasan

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa paparan polutan akibat polusi udara juga dapat menurunkan dan bahkan merusak fungsi pernapasan anak.

    Menurut UNICEF, fungsi pernapasan anak dapat lebih mudah terdampak karena anak-anak memiliki kecepatan pernapasan dua kali lebih cepat dari orang dewasa, membuat mereka lebih rentan menghirup polutan.

    Lebih lanjut, European Environment Agency menyebut bahwa berbagai penelitian telah membuktikan risiko polusi udara terhadap fungsi pernapasan dan paru-paru anak, mengakibatkan berbagai jenis masalah kesehatan pernapasan seperti pneumonia, asma, bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan. 

    Memberikan masker pada anak adalah langkah pencegahan yang penting untuk melindungi mereka dari paparan polusi udara. Pastikan masker yang diberikan sesuai dengan ukuran wajah anak dan nyaman untuk dipakai. Masker yang cocok dengan baik akan lebih efektif dalam menyaring partikel polusi udara.

    Selain itu, ajari anak cara memakai masker dengan benar. Pastikan mereka tahu bahwa masker harus menutupi hidung dan mulut mereka sepenuhnya dan tidak boleh digeser di bawah hidung atau di bawah dagu saat digunakan

    4. Menghambat tumbuh kembang anak

    Ternyata, buruknya polusi udara juga bisa berdampak terhadap tumbuh kembang anak, Bun. Melansir situs Ayo Sehat Kemenkes, kandungan timbal pada udara kotor akibat polusi  yang masuk ke saluran pernapasan anak bisa menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama untuk kognitifnya.

    Menurut data UNICEF, 93 persen (1.8 miliar) anak berusia 15 tahun di seluruh dunia menghirup udara yang kotor dan beracun setiap harinya, yang menimbulkan risiko bagi kesehatan, perkembangan kognitif, serta masa depan mereka.

    Penelitian kebijakan Smeru Research Institute pun menyebutkan hal serupa, karena berbagai penemuan telah membuktikan bahwa paparan polusi udara dapat menghambat perkembangan kognitif, seperti mengganggu hasil belajar, kecerdasan, daya ingat, dan juga bisa menyebabkan gangguan perilaku neurologis. 

    Nantinya, akibat dari polusi udara ini bisa berdampak jangka panjang, tak hanya bagi kesehatan anak, tetapi juga kehidupan mereka. 

    Saatnya lindungi anak dari bahaya polusi udara

    Dampak yang ditimbulkan oleh polusi udara memang tidak langsung dirasakan oleh tubuh anak. Namun, jika terpapar polusi terlalu sering, sangat mungkin bagi anak untuk mengalami beberapa gangguan pernapasan yang telah disebutkan di atas. 

    Namun, Bunda tidak perlu khawatir lagi. Menurut IDAI, gangguan pernapasan dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti menjauhkan anak dari potensi daerah yang memiliki persebaran polusi udara paling tinggi, gunakan masker terutama saat keluar rumah, serta pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup.

    Agar aktivitas anak tidak terganggu di tengah paparan polusi udara, Bunda juga harus selalu memenuhi kebutuhan nutrisi anak dengan asupan bergizi seperti daging, sayur, dan buah-buahan.

    Untuk menyengimbangkan kebutuhan nutrisi dan cairannya, Bunda dapat memberikan anak asupan nutrisi tambahan. 

    Sumber: Tribunnews

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini